Kalimat “Lailla hailla anta subhanaka inni kuntu minadzolimin” mungkin terdengar singkat. Tapi di balik susunan katanya, ada kisah panjang, doa penuh tekanan batin, dan harapan yang nyaris habis. Di ruangdoa.com, doa ini sering dicari, terutama saat hidup sedang terasa sempit, jalan seperti tertutup dari segala arah.
Menariknya, banyak yang menghafal tapi belum benar-benar memahami maknanya. Ada juga yang keliru dalam pelafalan, atau hanya membacanya saat terdesak saja. Padahal, doa Nabi Yunus ini bukan doa darurat semata, tapi juga dzikir penguat iman.
Bacaan Doa Laa Ilaaha Illa Anta (Lengkap)
Berikut bacaan lengkap doa yang dibaca Nabi Yunus عليه السلام saat berada di dalam perut ikan paus.
Arab:
لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Latin:
Lailla hailla anta subhanaka inni kuntu minadzolimin
Artinya:
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Kalimatnya pendek. Tapi para ulama sepakat, ini termasuk doa paling kuat yang pernah diajarkan dalam Al-Qur’an.
Doa Khusus: Rabbi Inni Lima Anzalta Ilayya Min Khairin Faqir Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Kisah di Balik Doa Nabi Yunus
Doa ini bukan lahir dari kondisi nyaman. Nabi Yunus membacanya dalam kegelapan berlapis. Gelap malam, gelap laut, dan gelap perut ikan. Sebuah kondisi yang, jujur saja, mungkin terasa mustahil untuk diselamatkan.
Di situlah doa ini dipanjatkan. Tanpa menyalahkan keadaan. Tanpa menyebut permintaan secara eksplisit. Hanya pengakuan tauhid dan pengakuan kesalahan.
Menarik, karena di saat banyak dari kita berdoa dengan daftar permintaan panjang, Nabi Yunus justru memulai dari pengakuan diri. Dan pertolongan Allah datang, tanpa diminta secara detail.
Keutamaan Membaca Laa Ilaaha Illa Anta
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa doa ini tidak dibaca oleh seorang Muslim dalam suatu urusan, melainkan Allah akan mengabulkannya. Ini bukan janji kecil.
Beberapa keutamaan yang sering dibahas di ruangdoa.com:
- Doa pembuka jalan keluar dari kesulitan berat
- Dzikir penghapus dosa yang dilakukan tanpa sadar
- Penguat tauhid saat iman sedang turun naik
- Penawar kegelisahan dan tekanan batin
Banyak pembaca yang berbagi pengalaman. Dibaca rutin saat usaha terasa macet. Dibaca dalam sujud panjang. Hasilnya kadang tak langsung terasa, tapi perlahan ada jalan yang terbuka. Ada ketenangan yang datang duluan, lalu solusi menyusul.
Waktu Terbaik Membaca Doa Ini
Tidak ada waktu yang kaku. Tapi berdasarkan kebiasaan para ulama dan pengalaman jamaah, doa ini sering dibaca:
- Saat sujud terakhir dalam shalat
- Setelah shalat malam
- Di sela dzikir istighfar
- Saat hati sedang benar-benar lelah
Ada juga yang membacanya 100 kali sehari sebagai wirid. Tidak salah. Tapi yang sering luput, bukan jumlahnya, melainkan kesadaran saat membaca. Dibaca tapi pikiran ke mana-mana, hasilnya sering kurang optimal.
Kesalahan Umum Saat Mengamalkan Doa Ini
Ini sering terjadi. Bacaan tergesa-gesa, atau lafaz yang tertukar. Misalnya menghilangkan kata subhaanaka, padahal itu bagian penting yang menegaskan kesucian Allah sebelum mengakui kesalahan diri.
Kesalahan lain, menjadikan doa ini hanya sebagai “jalan pintas” saat terjepit. Setelah keadaan membaik, doa ditinggalkan. Padahal, kekuatan doa ini justru terasa saat dijadikan kebiasaan, bukan solusi instan.
Mengapa Doa Ini Relevan Sampai Sekarang
Karena kita semua, pada titik tertentu, pernah berada di fase “perut ikan” versi masing-masing. Masalah bertubi-tubi. Hasil usaha belum kelihatan. Doa lain terasa mentok.
Di situlah doa Nabi Yunus menjadi pengingat. Bahwa pengakuan, kerendahan hati, dan tauhid yang jujur sering kali lebih kuat daripada seribu kata permintaan.
Dan mungkin, itulah sebabnya doa ini terus dicari. Dari dulu sampai sekarang. (DW)






