Allahumma Ikfina Bihalalika ‘An Haramik Siwak Arab, Latin, dan Artinya

Doa Writes

Allahumma ikfina bihalalika ‘an haramika wa bifadhlika ‘amman siwak arab, Latin dan Artinya

اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin:
Allahumma ikfina bihalalika ‘an haramika wa aghnina bifadhlika ‘amman siwak

Artinya:
“Ya Allah, cukupkanlah kami dengan rezeki-Mu yang halal dari yang haram, dan kayakanlah kami dengan karunia-Mu dari selain-Mu.”

Doa yang Sederhana, Tapi Menggetarkan

Dalam hiruk pikuk dunia yang serba cepat, sering kita lupa bahwa keberkahan tidak terletak pada jumlah harta, melainkan pada kehalalannya. Doa singkat ini seakan mengetuk hati: apakah kita benar-benar rela hidup sederhana dengan halal, atau justru lebih memilih limpahan harta meski bercampur syubhat?

Doa ini pernah diajarkan Rasulullah ﷺ kepada sahabat sebagai pengingat agar tidak tertipu oleh gemerlap dunia. Sebuah doa singkat yang mengandung dua permintaan besar: cukup dengan halal, dan merasa kaya dengan Allah.

Keutamaan Menjaga Rezeki Halal

Banyak hadis menekankan betapa pentingnya rezeki halal. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah itu baik, dan tidak menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim).

Bayangkan, doa yang kita panjatkan, shalat yang kita dirikan, bahkan sedekah yang kita keluarkan bisa tertolak bila berasal dari harta haram. Inilah yang menjadikan doa ini relevan sepanjang zaman.

Kisah Umar bin Khattab

Umar bin Khattab dikenal sangat berhati-hati terhadap makanan yang masuk ke tubuhnya. Diriwayatkan suatu ketika ia meminum susu yang ternyata berasal dari ternak zakat tanpa izin. Begitu mengetahuinya, ia langsung memuntahkan susu itu. Umar takut bila secuil saja harta haram masuk ke tubuhnya, akan berpengaruh pada keberkahan hidupnya.

Di sinilah doa ini terasa nyata: meminta agar Allah mencukupkan kita dengan halal, sehingga tidak tergoda mengambil jalan yang salah.

Makna Kaya dengan Allah

Bagian kedua doa ini lebih dalam: wa aghnina bifadhlika ‘amman siwaka. Kita tidak hanya minta harta, tetapi minta hati yang tidak bergantung pada manusia.

Ada perbedaan besar antara orang kaya yang hartanya banyak, dengan orang kaya yang hatinya penuh rasa cukup. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kisah Imam Ahmad bin Hanbal

Imam Ahmad pernah ditawari hadiah oleh penguasa, tapi beliau menolak. Ketika ditanya mengapa, beliau menjawab, “Jika aku menerima dari mereka, hatiku akan tergantung pada mereka. Padahal cukup bagiku rezeki dari Allah.”

Inilah implementasi nyata dari doa ini. Kaya sejati bukan soal angka di rekening, tapi soal hati yang bebas dari rasa bergantung pada selain Allah.

Relevansi di Zaman Modern

Hari ini, peluang rezeki semakin banyak. Kita bisa mendapat uang dari internet, saham, kripto, hingga bisnis online. Tapi bersamaan dengan itu, risiko rezeki haram juga meningkat. Ada investasi bodong, riba digital, judi online berkedok game, hingga praktik curang dalam perdagangan.

Kadang, ada rasa frustrasi ketika menolak jalan cepat yang tidak halal. Kita merasa tertinggal dibanding teman yang berani melangkah ke wilayah abu-abu. Tapi doa ini mengajarkan kesabaran: yang halal meski lambat, lebih berkah dan menenangkan.

Ketika Doa Ini Jadi Tameng

Banyak ustaz dan guru spiritual menganjurkan membaca doa ini setiap pagi. Alasannya sederhana: agar sebelum melangkah mencari nafkah, hati sudah dipagari dengan niat mencari yang halal.

Seorang pedagang di pasar pernah berkata, “Kalau saya setiap pagi baca doa ini, saya merasa ada batas dalam hati. Ketika ada godaan menipu timbangan, hati saya teringat doa itu, lalu saya tidak jadi melakukannya.”

Doa ini bekerja sebagai filter. Ia tidak langsung membuat rezeki turun deras, tapi menjaga kita agar tetap di jalan yang diridhai.

Kunjungi: MasyaAllah Tabarakallah Allahumma Barik: Arab, Latin, dan Artinya

Belajar dari Kesalahan Umat Terdahulu

Kisah Bani Israil dalam Al-Qur’an bisa jadi cermin. Mereka diberi nikmat halal seperti manna dan salwa, tapi mereka bosan dan meminta sesuatu yang lain. Akhirnya, nikmat itu dicabut. Dari sini kita belajar: manusia sering lupa bahwa yang halal meski sederhana sebenarnya lebih baik.

Banyak orang di zaman ini jatuh pada kesalahan serupa. Mengejar yang haram karena dianggap lebih cepat dan lebih enak. Padahal, hasilnya sering membawa kegelisahan.

Bagaimana Cara Mengamalkan?

  • Waktu terbaik: setelah shalat fardhu, atau pagi hari sebelum keluar rumah.
  • Niatkan dengan hati: bukan hanya sekadar lafaz, tapi tanamkan niat sungguh-sungguh menjauhi yang haram.
  • Gabungkan dengan usaha: doa ini bukan pengganti kerja keras. Kita tetap harus berikhtiar mencari rezeki halal.
  • Baca berulang: ada ulama yang menganjurkan membaca minimal tiga kali setiap selesai shalat.

Doa ini Bukan Sekadar Ucapan

Penting dicatat, doa ini akan lebih bermakna jika diikuti dengan usaha nyata. Misalnya:

  • Menolak proyek yang mengandung riba.
  • Tidak tergiur investasi cepat kaya tanpa kejelasan akad.
  • Menjaga bisnis dari penipuan atau manipulasi.
  • Mengajarkan anak-anak pentingnya makan dari rezeki halal.

Ketika doa ini dihidupkan dalam kehidupan, barulah terasa kekuatannya.

Rezeki Halal, Hidup Tenang

Doa Allahumma ikfina bihalalika ‘an haramika wa aghnina bifadhlika ‘amman siwaka adalah kompas hidup. Ia mengajarkan kita untuk memilih halal meski sedikit, dan merasa cukup meski tidak mewah.

Banyak kisah ulama dan sahabat menunjukkan bahwa keberkahan lebih berarti daripada jumlah. Ketika hati sudah merasa cukup dengan Allah, dunia tidak lagi menakutkan.

Maka mari kita jadikan doa ini bukan hanya bacaan, tapi pegangan. Sebab, di tengah arus deras godaan dunia modern, doa ini bisa jadi benteng agar langkah tetap di jalan yang benar.

Catatan:
Semua doa itu baik, tergantung dari apa yang diyakini dan bagaimana hati meyakininya. Tidak ada doa yang salah, karena setiap doa adalah bentuk harapan dan penghambaan.

ruangdoa.com hanya berupaya menjadi perantara, tempat berbagi makna, tulisan, dan pengingat bahwa setiap kalimat yang diucap dengan keyakinan bisa menjadi jalan turunnya rahmat dari Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab

Share:

Baca Juga