Di antara hiruk-pikuk dunia yang sering membuat dada sesak, ada satu amalan lembut yang diam-diam membuka pintu langit Shalat Dhuha.
Waktunya tidak panjang, tapi maknanya dalam sekali. Dimulai saat matahari mulai naik sepenggalan, sekitar pukul tujuh hingga menjelang dzuhur itulah waktu yang oleh Rasulullah ﷺ disebut sebagai momen dibukanya pintu-pintu rezeki.
Beberapa orang menyebutnya “shalat rezeki”, padahal bukan hanya soal materi. Dhuha itu lebih luas: ia menenangkan hati, melapangkan pikiran, dan menghadirkan ketenangan yang sulit dijelaskan. Banyak yang mengaku, setelah rutin Dhuha, rezeki mengalir tanpa diduga-duga. Tapi tentu, semua atas izin Allah.
Doa Setelah Sholat Dhuha yang Diajarkan Rasulullah ﷺ
Setelah dua atau empat rakaat, biasanya hati kita terasa lebih ringan. Di situlah waktu terbaik untuk berdoa.
Salah satu doa yang masyhur dibaca setelah shalat Dhuha berbunyi sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ
بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Latin:
“Allahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ‘ishmatuka.
Allahumma in kaana rizqii fis samaa-i fa anzilhu, wa in kaana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assaran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa in kaana ba’iidan fa qarribhu.
Bihaqqi dhuhaa-ika, wa bahaa-ika, wa jamaalika, wa quwwatika, wa qudratika, aatinii maa aataita ‘ibaadakash shoolihiin.”
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan perlindungan adalah perlindungan-Mu.
Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika masih jauh, maka dekatkanlah.
Berkat waktu dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, kekuatan-Mu, dan kekuasaan-Mu, berikanlah kepadaku segala yang telah Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Setelah shalat Dhuha dan doa, dilanjutkan dengan tawassul, dilanjutkan dengan membaca surat Yasin dan Al-Waqi’ah.
Makna Mendalam dari Doa Ini
Kalimat-kalimatnya sederhana, tapi kalau direnungkan, doa ini mengajarkan totalitas penyerahan diri. Kita mengakui bahwa semua yang ada cahaya, kekuatan, bahkan arah datangnya rezeki adalah milik Allah semata.
Menariknya, sebagian ulama menafsirkan bahwa doa ini bukan hanya soal rezeki finansial. “Rezeki” bisa juga berupa kesehatan, ketenangan rumah tangga, ide kreatif, hingga teman yang baik. Jadi, setiap kali melafalkan doa ini, kita sebenarnya sedang meminta keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat.
Terkait Shalat: Bacaan Shalat 5 Waktu Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ dan Subuh Lengkap Arab Latin dan Artinya
Dhuha yang Menjadi Titik Balik
Ada kisah yang sering dibagikan di majelis-majelis kecil. Seorang pedagang sayur di pasar tradisional, setiap pagi sebelum membuka lapak, menyempatkan dua rakaat Dhuha di pojok mushola. Ia tidak tahu lafaz Arabnya dengan sempurna, tapi setiap kali sujud, yang keluar hanyalah, “Ya Allah, cukupkan hari ini.”
Tahun demi tahun berlalu, dagangannya makin lancar. Tapi bukan itu yang membuatnya bahagia. Ia bilang, “Yang saya syukuri bukan pembeli ramai, tapi hati saya tenang.”
Dan itulah keajaiban Dhuha: bukan hanya melancarkan urusan, tapi juga meluruskan niat dan menenangkan batin yang sering lelah karena dunia.
Kesalahan Umum dalam Sholat Dhuha
Kadang orang terburu-buru, baru dua rakaat langsung pergi tanpa sempat berdzikir atau berdoa. Padahal, justru di momen setelah salam itulah pintu doa sedang terbuka lebar. Ada juga yang salah kaprah, menganggap Dhuha wajib, padahal hukumnya sunnah muakkadah, sangat dianjurkan tapi bukan kewajiban.
Kesalahan lain, menganggap doa harus hafal Arabnya. Tidak. Allah paham setiap bahasa. Bahkan bisikan hati pun bisa jadi doa yang paling jujur.
Kapan Waktu Terbaik Membacanya
Menurut beberapa ulama, waktu paling afdhal melaksanakan sholat Dhuha adalah ketika matahari sudah mulai terasa panas kira-kira satu tombak atau setinggi 7 hasta pukul 07.00 pagi. Karena di saat itu, orang lain biasanya sibuk dengan urusan dunia, tapi kita memilih berduaan dengan Allah.
Rezeki Tidak Selalu Tentang Uang
Sholat Dhuha bukan sekadar ibadah pagi. Ia seperti jeda rohani di tengah rutinitas. Kadang, kita kejar rezeki ke mana-mana tapi lupa meminta pada Pemiliknya. Doa setelah shalat Dhuha adalah bentuk pengingat, bahwa usaha dan tawakal berjalan beriringan.
Sebab, rezeki bukan selalu angka di rekening. Bisa saja dalam bentuk ide baru, peluang kecil, atau bahkan rasa tenang di dada.
Dan mungkin, ketenangan itulah rezeki yang paling besar. (DW)






