Doa para nabi bukan sekadar untaian kata. Ia adalah cermin hati yang penuh keyakinan, keteguhan, juga kerendahan di hadapan Allah. Kisah-kisah mereka dalam Al-Qur’an memperlihatkan bahwa setiap doa lahir dari situasi nyata, ada yang penuh tekanan, ada yang datang dari rasa syukur, ada pula yang lahir dari keterpurukan. Dan justru di situlah kekuatan doa itu tampak.
Doa Nabi Adam: Taubat yang Membuka Jalan Baru
Ketika tergelincir karena bisikan setan, Nabi Adam dan Hawa tidak menutupi kesalahan. Mereka justru mengaku salah dan berdoa:
Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin. (QS. Al-A’raf: 23)
Artinya: “Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”
Dari doa ini kita belajar, pengakuan dosa adalah awal dari pintu ampunan. Bukan berlarut dalam rasa salah, tapi menjadikannya motivasi untuk bangkit.
Doa Nabi Nuh: Kesabaran di Tengah Penolakan
Ratusan tahun Nabi Nuh berdakwah, sedikit sekali yang mengikuti. Dalam kelelahan itu, beliau berdoa:
Rabb inni maghlubun fanshur. (QS. Al-Qamar: 10)
“Ya Rabbku, sesungguhnya aku ini telah dikalahkan, maka tolonglah aku.”
Sederhana, tapi penuh makna. Nabi Nuh tidak meminta dunia yang mewah, tapi kekuatan dari Allah. Hasilnya? Pertolongan datang, banjir besar menjadi jawaban. Pelajarannya: doa tulus sering kali singkat, tapi menggetarkan.
Doa Nabi Ibrahim: Harapan untuk Keturunan
Ketika meninggalkan keluarga di padang tandus Mekah, Nabi Ibrahim berdoa:
Rabbij‘al hadza baladan amina warzuq ahlahu mina ttsamarat. (QS. Al-Baqarah: 126)
Artinya: “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya.”
Doa ini kini terbukti nyata. Kota Mekah yang tandus, menjadi pusat dunia Islam dengan keamanan dan rezeki yang melimpah. Pesannya jelas: doa orang tua untuk keturunan tidak pernah sia-sia.
Kunjungi: Rahasia Doa yang Langsung Dijawab, Bukan Sekadar Meminta
Doa Nabi Yunus: Penyelamat di Tengah Kegelapan
Ketika dalam perut ikan, Nabi Yunus berdoa dengan penuh penyesalan:
La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh-zhalimin. (QS. Al-Anbiya: 87)
“Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.”
Doa ini dikenal sebagai dzikir Yunus. Rasulullah ﷺ bersabda, siapa pun yang berdoa dengan doa ini, Allah akan kabulkan. Pesannya, bahkan dalam kegelapan paling dalam, masih ada cahaya harapan bila hati ikhlas kembali pada Allah.
Doa Nabi Zakariya: Memohon Keturunan
Dalam usia senja, rambut memutih, Nabi Zakariya tetap berdoa:
Rabbi hab li min ladunka dhurriyatan thayyibah, innaka sami‘ud du‘a. (QS. Ali Imran: 38)
“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”
Dan doa itu dikabulkan: lahirlah Yahya, seorang nabi yang mulia. Pelajaran yang kuat—tidak ada kata terlambat untuk berharap, selama hati yakin.
Doa Nabi Musa: Keberanian Menghadapi Tantangan
Saat diperintahkan menghadapi Firaun, Nabi Musa memanjatkan doa:
Rabbishrah li sadri. Wa yassir li amri. Wahlul ‘uqdatan min lisani. Yafqahu qawli. (QS. Thaha: 25–28)
“Ya Rabbku, lapangkanlah dadaku. Mudahkanlah urusanku. Lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.”
Doa ini sangat relevan bagi siapa pun yang menghadapi ujian berat: presentasi, sidang, wawancara kerja, bahkan saat harus bicara di depan umum.
Doa Nabi Muhammad ﷺ: Rahmat untuk Umat
Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling banyak berdoa. Salah satu doa beliau yang sangat menyentuh adalah:
Allahumma inni as’aluka fi‘lal khairat, wa tarkal munkarat, wa hubbal masakin, wa anta ghfirali wa tarhamani.
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk bisa melakukan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin. Ampunilah aku dan kasihilah aku.”
Doa beliau bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk umatnya. Ini menunjukkan bahwa doa bukan sekadar urusan pribadi, melainkan bentuk cinta yang luas.
Pelajaran dari Doa Para Nabi
- Kesadaran diri: Nabi Adam mengajarkan, awal dari doa adalah pengakuan dosa.
- Kesabaran: Nabi Nuh mengingatkan, bahkan doa singkat pun kuat bila lahir dari hati sabar.
- Keluarga: Nabi Ibrahim dan Zakariya menunjukkan pentingnya doa untuk keturunan.
- Harapan: Nabi Yunus memberi pelajaran, tak ada keadaan yang terlalu gelap bagi doa.
- Keberanian: Nabi Musa menegaskan, doa adalah sumber energi menghadapi tantangan.
- Kasih sayang: Nabi Muhammad ﷺ mencontohkan, doa terbaik adalah yang membawa manfaat bagi orang lain.
Doa para nabi bukan sekadar cerita lama. Ia adalah pelajaran hidup yang relevan hingga hari ini. Dari taubat, kesabaran, harapan, hingga keberanian, semua tertuang dalam doa-doa pilihan mereka.
Ringkasan Doa-Doa Para Nabi dan Pelajarannya
| Nabi | Lafaz Arab | Terjemahan | Pelajaran Singkat |
|---|---|---|---|
| Adam (QS. Al-A’raf: 23) | رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ | Ya Rabb kami, kami telah menzalimi diri kami. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. | Mengajarkan pentingnya mengakui kesalahan dan segera bertaubat. |
| Nuh (QS. Al-Qamar: 10) | رَبِّ إِنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ | Ya Rabbku, aku telah dikalahkan, maka tolonglah aku. | Kesederhanaan doa bisa sangat kuat bila diucapkan dengan hati sabar. |
| Ibrahim (QS. Al-Baqarah: 126) | رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ | Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini aman, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya. | Doa orang tua untuk keluarga dan generasi selalu punya dampak panjang. |
| Yunus (QS. Al-Anbiya: 87) | لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ | Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim. | Mengajarkan kepasrahan total kepada Allah, bahkan di kondisi paling gelap. |
| Zakariya (QS. Ali Imran: 38) | رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ | Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa. | Menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berharap dan berdoa. |
| Musa (QS. Thaha: 25–28) | رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي | Ya Rabbku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku. | Sumber doa untuk keberanian dan kelancaran bicara dalam menghadapi ujian. |
| Muhammad ﷺ (HR. Tirmidzi) | اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي | Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk bisa melakukan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin. Ampunilah aku dan kasihilah aku. | Mengajarkan bahwa doa terbaik adalah yang membawa manfaat luas untuk umat. |
Kekuatan doa mereka lahir dari hati yang penuh keyakinan. Dan siapa pun yang meneladani, insyaAllah akan merasakan energi yang sama: doa yang tidak hanya keluar dari lisan, tapi menggetarkan jiwa.








